Fenomena Embun Es Dieng, Daya Tarik Wisatawan, Rugikan Petani Kentang

foto : twitter @festivalDieng

Informasi kekinian, fenomena alam embun es di dataran tinggi Dieng yang terjadi pada musim kemarau yaitu pada Juni, Juli, Agustus, dan September, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Stasiun Geofisika kelas III Banjarnegara menyebut bahwa fenomena embun es merupakan salah satu anomali cuaca ekstrem yang disebabkan beberapa faktor.

Embun upas biasa terjadi di daerah dataran tinggi terutama pada puncak musim kemarau. Di wilayah tropis seperti Indonesia, suhu yang sangat dingin biasanya hanya terjadi pada dataran tinggi.

Hal ini disebabkan pada lapisan troposfer, suhu udara akan mengalami penurunan seiring ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, suhunya semakin dingin.

Dalam unggahan di akun twitter @festivalDieng menjelaskan bahwa sebenarnya embun yang membeku di Dieng atau biasa disebut embun upas, bagaikan pisau bermata dua. Satu sisi menjadi keuntungan bagi dunia pariwisata karena bisa mendongkrak kunjungan wisatawan, apalagi setelah beberapa bulan ditutup karena pandemi.

"Tapi disisi lain merupakan ancaman bagi para petani kentang di #dieng. Karena tanaman kentang yang terdampak "bun upas" akan layu daun dan mengering. Jadi kemungkinan besar akan terjadi gagal panen." tulis akun @festivalDieng.

Fenomena ini biasa terjadi di wilayah Desa Dieng Kulon dan Desa Dieng Wetan. Sementara untuk kawasan yang paling terdampak adalah kawasan wisata kompleks Candi Arjuno.

Hingga saat ini destinasi wisata dataran tinggi Dieng masih dibuka terbatas. Wisatawan yang boleh berkunjung hanya dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dengan mematuhi protokol kesehatan.

Dilansir dari laman banjarnegarakab.go.id,
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menerangkan, bahwa tanggal 1 Agustus 2020, obyek wisata di Banjarnegara resmi dibuka untuk umum. Dirinya meminta pengelola untuk mempersiapkan dengan baik terutama dengan memperhatikan protokol kesehatan.

“Kita akan resmi buka tanggal 1 Agustus besok, sebentar lagi. Tapi tolong, protokol kesehatan harus diutamakan. Cuci tangan wajib disediakan, petugas kesehatan dan pengukur suhu harus siaga, kebersihan obyek harus dijaga,” pesan Bupati Budhi.

Sebelumnya, destinasi wisata Komplek Candi Arjuna dan Kawah Sikidang bisa dikunjungi wisatawan mulai tanggal 20 sampai dengan 31 Juli namun jumlahnya dibatasi yaitu satu kali trip berjumlah 140 orang dengan waktu kunjung maksimal 60 menit dan setiap 20 orang didampingi satu orang guide atau pemandu wisata untuk menghindari kerumunan guna pencegahan virus corona.