Alasan Hindari Tidur Setelah Makan Dalam Islam

Foto: Freepik

Informasi kekinian, langsung tidur setelah makan dalam Islam, tidak termasuk ajaran Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Pada salah satu hadis riwayat Aisyah Radhiallahu Anha, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam mengingatkan agar kita tidak tidur dalam keadaan kenyang.

Kemudian HR Ibnu Suni dan Abu Nu‘aim menyebutkan "Cernalah makanan kalian dengan (terlebih dahulu) berzikir pada Allah dan shalatlah. Janganlah kalian tidur dalam keadaan kenyang, karena itu dapat membuat hati menjadi keras."

Secara medis, tidur dalam keadaan kenyang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit asam lambung, obesitas, hingga stroke.

Dikutip dari halallifestyle, beberapa efek kesehatan akibat langsung tidur setelah makan adalah sebagai berikut:

Napas Berhenti Mendadak Ketika Tidur

Refluks bisa menjadi pemicu saluran napas menyempit serta munculnya sleep apnea. Hal ini memicu napas berhenti mendadak ketika tidur.

Refluks Asam

Atau disebut GERD menyebabkan katup antara kerongkongan dan perut tidak langsung menutup setelah makan. Pemicu naiknya asam lambung ke tenggorokan menyebabkan sensasi terbakar. Apalagi saat langsung tidur dengan posisi berbaring menghadap ke kanan.

Dada Menjadi Panas

Meski awalnya tidak ada efek apapun, saat tubuh beristirahat, sistem pencernaan akan lebih keras dalam bekerja sehingga menimbulkan sensasi panas di dada karena kelebihan asam lambung. Rasa panas dari perut tersebar naik ke dada hingga tenggorokan.

Berat Badan Bertambah

Tubuh lebih mudah menumpuk lemak. Solusinya, jika ingin langsung tidur, konsumsi makanan sehat seperti buah dan salad dibanding makanan berat jenis lainnya. Makanan tinggi kalori butuh pembakaran, agar berat badan tetap stabil.

Oleh sebab itu dalam Islam dianjurkan shalat dan berzikir pada Allah SWT. Minimal empat rakaat atau bertasbih seratus kali sehabis makan.

Imam Al-Tsauri selalu mengamalkanya menghidupkan malam dengan shalat ketika kenyang, dan berzikir siang hari ketika perut kenyang.