Informasi kekinian, tidak sedikit orang yang melakukan kerja sama dengan teman dan sahabatnya, hingga akhirnya menghasilkan sebuah karya. Selain karena punya visi yang sama juga tidak butuh waktu lama untuk membangun chemistry dalam sebuah kolaborasi.
Seperti halnya Gerah Sukma dan Boy Candra. Dengan latar belakang berbeda, tapi disatukan dalam musik. Gerah Sukma sejak awal memang berada di jalur musik dan Boy Candra sendiri adalah seorang penulis novel (yang suka mendengarkan musik). Tapi baik Gerah Sukma maupun Boy Candra, menempuh pendidikan yang sama di Universitas Negeri Padang (UNP) dan sama-sama aktif di Unit Kegiatan Kampus (UKM). Gerah Sukma berkegiatan di Unit Kegiatan Kesenian (UKKES) sedangkan Boy Candra pada Unit Kegiatan Komunikasi dan Penyiaran Kampus (UKKPK).
Gerah Sukma telah bermusik sejak 2006. Dari pensi sekolahan hingga festival musik dijajal habis. Tahun 2009 aktif menciptakan lagu dan membuat demo sendiri.
"Awal punya band, 'Penguin in the Dark,' kita maen alternative rock gitu, aku pegang gitar. Rampung 3 lagu buat demo. Tapi band nya cuma jalan satu tahunan, temen-temen fokusnya udah beda-beda jadi bandnya ga jalan lagi," ujar Agung, sapaan akrab Gerah Sukma.
Tak berhenti bermusik, pada akhir 2012, Agung membentuk band alternative rock lagi, 'Goodbyejohn' (gitaris). Merampungkan 3 lagu, dan sempat merilis EP/mini album. Secara fisik dirilis pada acara amal komunitas "Malam Puisi Padang". Manggung di acara-acara kampus di Padang. Dua tahun kemudian Agung hengkang dari 'Goodbyejohn,' untuk fokus kuliah.
"Pertengahan tahun 2015, aku bikin project solo "SIXA". Masih alternative, sedikit eksperimental dan lebih ke ambient gitu. Sudah rampung 2 album dan beberapa single tapi baru release di youtube, soundcloud sama bandcamp," lanjut Agung.
Awal 2017 Agung pindah ke Jakarta. Setelah satu tahun di rantau, terbentuklah band alternative rock lagi 'Cigau' (vokalis dan gitaris). Dan merampungkan sekitar 5 lagu.
"Gerah Sukma tidak pernah benar-benar melepaskan dirinya dari musik, meski sudah bekerja sebagai pekerja kantoran di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta," ujar Boy Candra yang beberapa kali bertemu Gerah Sukma di Jakarta, kemudian akhirnya memutuskan berkolaborasi dalam sebuah projek musik.
Projek solo 'Gerah Sukma' ini terlaksana pada awal Januari 2020. Diambil dari nama lengkap sang vokalis 'Anugerah Sukma Agung.'
"Kami ingin ada musisi dari Sumatra Barat yang punya tempat di ‘panggung’ dan pendengar musik Indonesia," kata Boy Candra salah satu penulis dari Sumatra Barat yang berhasil menembus industri nasional tentang alasan berkolaborasi bersama Gerah Sukma yang juga berasal dari Sumatra Barat, tepatnya kota Sijunjuang.
Sudah ada 5 lagu yang dirilis Gerah Sukma, ditambah 2 lagu yang rilis bulan ini.
"5 lagu yang sudah dirilis saya yang menulis semua liriknya. Tapi, tema tetap harus sesuatu yang disukai Gerah Sukma " terang Boy Candra selaku penulis lirik berdasarkan 'curhatan' Gerah Sukma yang diterjemahkan menjadi lirik. Sementara beberapa tema diulik secara fiksi. Lirik yang ringan tapi padat makna. Sehingga tiap orang yang mendengarkan, bisa memaknai berbeda satu dan lainnya.
Lagu-lagu yang telah rilis mulai dari 'Jakarta Mengubah Kita,' 'Beban-beban Dunia,' 'Singgah dan Melukai,' hingga lagu 'Membekas Membiru,'. Dan 'Ribuan Jam' merupakan lagu kelima yang dirilis secara digital oleh Gerah Sukma. Komposisi lagu dan musiknya dikerjakan sendiri oleh Gerah Sukma, lirik ditulis Boy Candra Artwork dibuat oleh Harry dan video lirik digarap oleh Stefan.
Lagu ini bercerita tentang seseorang yang melarikan diri sampai ibu kota untuk melupakan seseorang, namun setelah ribuan jam berlalu ia sadar, ia tak juga berhasil melupakan seseorang itu.
"Awal 2021, Gerah Sukma rilis album dari beberapa single yang sudah rilis tahun ini dan beberapa lagu baru. Untuk materi yg sudah rilis, nanti aku garap ulang" kata Agung yang dari awal bermusik di jalur indie, tapi terbuka kemungkinan bergabung dengan major label.
Sementara Boy Candra masih menyimpan jawaban untuk rencana novel berikutnya, apakah akan menjadikan album Gerah Sukma sebagai CD album novel. "Soal ini masih rahasia. Hehe..." pungkasnya.
Semoga Gerah Sukma dan lagu-lagunya bisa diterima oleh pendengar musik Indonesia. Dan bisa mewakili perasaan pecinta musik. Karena ini adalah sebuah kolaborasi dengan karya lagu yang akan membuatmu "merenung" seketika, dan bertanya "Sudah berapa 'Ribuan Jam' kah aku memandangi masa lalu? It's time to move on!"
Kunjungi media sosial Gerah Sukma:
Twitter: https://twitter.com/gerahsukma
Instagram: https://www.instagram.com/gerahsukma/
YouTube: https://youtu.be/-ZElFcvpuP4