Yuyun Setiawati, Hidupkan Kegiatan Mendongeng dari Desa ke Desa di Lombok Tengah, NTB

Informasi kekinian, di tengah kemajuan teknologi saat ini, mungkin kegiatan mendongeng jarang dilakukan. Bukan karena anak-anak tidak berminat. Hanya saja serbuan games dari gadget mampu mengalihkan anak-anak dari kegiatan tersebut. Dan bisa saja karena sedikitnya "Storyteller" atau pendongeng yang eksis sampai hari ini. Tentu saja membuat kegiatan mendongeng seakan tenggelam oleh kemajuan zaman.

Walaupun demikian, alasan di atas tidak menjadi penghalang Yuyun Setiawati yang akrab disapa Kak Yuyun untuk terus mendongeng, jauh di pelosok Nusa Tenggara Barat (NTB) sana.

Kak Yuyun adalah seorang guru bahasa Indonesia di SMPN 2 Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, NTB dan saat ini menetap di Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Selain mengajar, dia juga mengelola Taman Baca Masyarakat (TBM) Girang Bace di Desa Batu Jangkih Kecamatan Praya Barat Daya.

Berawal dari kesukaannya membaca dan mencintai dunia anak-anak, dia pun aktif mendongeng untuk anak-anak di Lombok, dengan berkeliling ke taman baca, sekolah dan TPQ (Taman Pendidikan al-Qur'an). Terkadang juga berkunjung ke rumah siswa yang banyak anak-anak, sekaligus membawa buku bacaan. Hal ini dilakukannya untuk menarik minat baca anak-anak dan mencintai budayanya.

"Bagi saya mendongeng merupakan cara untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak dengan cara yang menarik tanpa anak-anak merasa digurui," ujar Kak Yuyun secara tertulis kepada inkeki.

"Dan tradisi mendongeng ini cukup lekat dengan saya, karena (semasa kecil) bapak saya sangat senang mendongeng sebelum saya tidur," lanjutnya.

Cukup banyak desa yang telah didatangi oleh Kak Yuyun untuk mendongeng. Mulai dari Lombok Tengah sampai ke Lombok Timur. Kegiatan yang dilakukan pada akhir pekan ini bahkan sampai ke tempat yang cukup terpencil dengan rute yang cukup ekstrim. Melewati bukit, jurang dan jalan yang berbatu.

Tidak hanya itu saja, ketika mendongeng ke tempat yang cukup jauh, motor Kak Yuyun pernah mogok karena tidak kuat naik jurang. Untungnya ada anak-anak yang sudah menunggunya dan membantu mendorong motor tersebut.

Meskipun Kak Yuyun mendongeng secara perorangan, tidak di bawah naungan yayasan atau wadah apapun, tapi dia tergabung dalam komunitas storyteller (pendongeng) "Loteng". Komunitas "Loteng" adalah wadah untuk para pendongeng yang pertama kali didirikan oleh Kak Wawan Husdiawan dengan nama "Kerajaan Dongeng", dengan empat orang pendongeng aktif hingga saat ini.

"Dulu waktu gempa juga turun ke tempat-tempat pengungsian. Bersama dengan rekan-rekan guru garis depan," terang Kak Yuyun yang ingin melakukan kegiatan ini bersama team, dan tidak sendirian. Karena cukup susah menemukan rekan yang benar-benar mau bergerak bersama meski tanpa 'uang'.

Kegiatan ini murni atas inisiatif kak Yuyun, karena keprihatinan pribadi. Kadang Kak Yuyun bekerjasama dengan teman-teman sesama pegiat literasi, seperti Yayasan Literasi Ulul Azmi dan beberapa lembaga sosial lainnya.

"Saya berharap pemerintah bisa menyediakan wadah kreativitas dan memberikan pelatihan kepada para storyteller supaya lebih paham bagaimana mengemas cerita menjadi lebih menarik supaya anak lebih asik mendengar cerita daripada bermain game," harap Kak Yuyun yang hingga saat ini belum mendapat dukungan dari pemerintah setempat.

Buku-buku yang dibawanya untuk anak-anak merupakan koleksi pribadi, sumbangan dari 1001 Buku, Lentera Tanpa Batas, Badan Bahasa NTB, dan beberapa teman sesama pegiat literasi.

"Saya sangat puas ketika saya datang anak-anak menyambut saya, kadang bak dikunjungi artis. Perasaan bahagia ketika mereka rebutan buku, ketika mereka tertawa bahagia dengan cerita-cerita yang saya bawakan. Perasaan dibutuhkan, perasaan menjadi manusia yang berguna, yang ditunggu kehadirannya itu sudah sangat luar biasa bagi saya." terangnya mengenai kepuasan batin yang didapat dari kegiatan positif mendongeng ini.

Menurutnya, anak-anak di daerah pelosok sangat jarang mendapatkan 'kemewahan' bahan bacaan dan hiburan yang sesuai usia mereka. Selain terhibur, tentunya anak-anak mulai mempunyai minat baca yang semakin baik. Terbukti dari larisnya buku yang dibawanya. Meski kadang buku itu tidak kembali. Tapi juga ada beberapa anak yang mulai memiliki kebiasaan baik, lebih mengerti tata tertib dan kebersihan.

Dia sangat berharap storyteller bisa menjadi sebuah profesi mulia yang membanggakan. Menjadi penjaga budaya tutur Indonesia dan menjadi penjaga mimpi serta semangat generasi emas Indonesia.

"Harapan saya, supaya budaya tutur Indonesia tidak pudar, kita bangkitkan kembali cerita-cerita luhur yang merupakan kekayaan budaya daerah supaya semakin dikenal generasi muda. Bisa menjadi salah satu pembawa konten positif dari setiap cerita yang dibawakan," pungkas Kak Yuyun yang juga ingin membentuk tim solid di dunia storyteller, yang siap terjun ke desa-desa dan sekolah-sekolah pelosok.

Ingin berkenalan lebih lanjut atau tertarik berkolaborasi bersama Kak Yuyun? Ikuti akun Instagram @yuyunsetiawati45 atau tonton video-video seru kegiatan mendongengnya di kanal YouTube "Kak Yuyun" https://youtu.be/13frx6ev0hk. Semoga bisa menjadi pilihan tontonan berfaedah bagi anak-anak di rumah.