Pola Asuh Gentle Parenting, Ajarkan Empati pada Anak

Foto: freepik.com

Sebagian orang tua menerapkan 'punishment' pada perilaku salah anak dan sebaliknya "rewards" bagi anak yang berperilaku benar. Tujuannya gar anak bisa melakukan perilaku yang diharapkan baik oleh orang tua.

Tapi ternyata pola asuh seperti itu tidak berlaku bagi orang tua yang menerapkan pola asuh 'Gentle Parenting'. Alasannya adalah pola asuh mainstream, akan berdampak negatif pada pola pikir anak. Anak akan melakukan sesuatu hanya karena ingin mendapatkan penghargaan atau terhindar dari hukuman.

Apa itu Pola Asuh 'Gentle Parenting'?

Pola asuh 'Gentle Parenting' adalah pola asuh yang mengedepankan prinsip respek, empati dan pengertian untuk membesarkan anak-anak agar percaya diri dan bahagia.

Sarah Ockwell, seorang psikolog Inggris dan penulis buku 'The Gentle Parenting Book: How to Raise Clamer Happier Child from Birth to Seven'  mengungkapkan bahwa pola asuh Gentle Parenting adalah tentang etos dan cara pandang orang tua. Bertujuan membentuk anak mudah berempati, pandai mengontrol diri dan berperilaku tenang.

Dibutuhkan kerja sama orang tua dan anak untuk berubah menjadi positif. Untuk memahami alasan perilaku anak, butuh empati dari orang tua pada anak.

Berikut adalah prinsip utama yang perlu dipahami orang tua untuk menerapkan Gentle Parenting.

Empati

Empati diperlukan orang tua dalam membesarkan anak. Tidak ada hukuman atau memarahi anak ketika melakukan kesalahan. Tapi mencoba memahami perasaan anak dan mencari penyebab anak berperilaku buruk. Hingga diharapkan bisa menemukan solusi dan pengertian pada anak agar tidak melakukan hal buruk itu lagi

Respek

Setiap anak berbeda, mereka unik. Jadi orang tua menghormati perasaan anak-anak, perbedaan pribadi mereka. Sehingga anak pun belajar menghormati dan menghargai orangtua.

Memahami

Memahami bahwa anak-anak belum menjadi pribadi yang dewasa dan utuh. Banyak hal yang mereka lakukan tidak sesuai harapan orang tua, karena pola pikir mereka belum seperti orang dewasa.

Bukan berarti sebagai orang tua memperbolehkan anak melakukan apa yang mereka inginkan dengan alasan mereka belum tahu apa-apa. Orang tua berhak memberikan batasan atau aturan yang disepakati bersama anak.